Just another free Blogger theme - NewBloggerThemes.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 03 April 2015


Smartphone yang semakin canggih melahirkan gejala adiktif.
Banyak orang tak bisa lepas menatap layarnya,
bahkan hingga menjelang tidur.
Hati-hati, menggunakan smartphon
                                                                            sebelum tidur bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Kecanduan smartphone kerap kita lihat terjadi kepada orang-orang di sekitar kita, atau bahkan diri kita sendiri. Sebuah penelitian di inggris mengungkapkan 90% pengguna smartphone yang berusia 18-29 tahun mengaku sering tidur dengan ponsel di sisi mereka. Dan 1 dari 4 orang tidak mematikan dering ponsel saat hendak tidur, sehingga sering terbangun saat ponselnya berbunyi. Bahkan 1 dari 2 orang pengguna ponsel mengaku, kalo mereka tiba-tiba terbangun di tengah malam, yang pertama kali mereka lakukan adalah mengecek ponsel.
Kedengarannya tak asing, kan? Jangan-jangan anda juga demikian. Nah, mulai sekarang sebaiknya kita lebih bijak menggunakan ponsel. Sebab, perilaku candu menggunakan ponsel hingga menjelang tidur ternyata bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk juga memicu stres.
Ponsel dan gangguan tidur
Menurut dr Danardi, SpKJ secara fisika dan mental, semua orang memerlukan waktu “pause” atau berhenti sejenak dari kegiatan utamanya. Untuk tidur, setidaknya kita butuh 6 jam per hari. Namun, para pengguna smartphone cenderung mengabaikan hal ini.
Pertama, mereka sulit relaks menjelang tidur karena terus-menerus menggunakan ponsel. Paparan sinar monitor selama 2 jam saja cukup untuk menekan produksi hormon melatonin sebanyak 22%. Hormon melatonin adalah hormon yang di produksi secara alami oleh tubuh, berfungsi merangsang rasa kantuk dan penting dalam menjaga siklus tidur kita.
“selama mata masih terpapar cahaya ponsel, selama itu ia menginformasikan otak agar tetap terjaga. Artinya, terlalu banyak menatap layar monitorpun bisa membuat kita sulit mengantuk, “kata dokter di RS Mitra Keluarga Kepala Gading ini.
Kedua, smartphone yang terkoneksi dengan internet membuat akun e-mail, chatting, maupun media sosial kita tetap aktif sepanjang waktu, dan bunyi notifikasinya bisa menggangu tidur kita di tengah malam. Dalam sebuah jurnal, Michael Gradisar, peneliti asal flinders university mengatakan bahwa penggunaan perangkat elektronik yang aktif, seperti ponsel dan video game, lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengganggu proses tidur dibandingkan perangkat elektronik yang pasif ( televisi dan radio ).
Hal ini di benarkan dr Danardi. Menurutnya, para pengguna smartphone biasanya lebih sensitif mendengar bunyi ponsel, sehingga mereka mudah terbangun dan mengecek ponselnya di tengah malam. Kalau sudah begitu, kualitas tidur tentu akan menurun dan bisa berdampak buruk pada kesehatan.
“tidur yang dianggap terbaik adalah yang sesuai dengan irama sirkadian bumi, yaitu sebelum pukul 24,00 dan bangun sebelum matahari terbit. Seandainya terjadi defisit tidur berkepanjangan, maka yang terjadi adalah penurunan daya tahan dan rentan mengalami berbagai penyakit,” jelas dr Danardi.
Kurang tidur kerap dianggap sepele. Namun bagi remaja yang masih dalam masa pertumbuhan, kurang tidur bisa berdampak pada kesehatan fisik dan perkembangan kognitif-nya. Sebuah peneletian juga menyebutkan bahwa seseorang yang waktu tidurnya kurang dari 6 jam per hari berisiko dua kali lebih tinggi terkena serangan jantung.
Apalagi kalau kita sering menggunakan ponsel setelah lampu kamar tidur kita matikan. Dengan kata lain, saat itu kita memaksa otot mata kita bekerja lebih keras untuk menatap layar ponsel dalam ruangan gelap dengan posisi berbaring. Akibatnya buka hanya memicu kerusakan pada mata, tetapi juga bisa menyebabkan kerutan halus di sekitar mata.

Tidur yang berkualitas
sangat penting bagi kesehatan,
 apalagi bagi kita yang memiliki
 jadwal padat setiap hari.
Karena saat kita terlelap,
sel-sel tubuh melakukan perbaikan dan peremajaan.