Allah berfirman :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ
لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al
Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (
QS. Al-isra' : 82 ).
Di surah lain Allah
berfirman :
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ
تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ
جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي
بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan
perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya)
lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang
pun pemberi petunjuk baginya. ( QS. Az-Zumar : 23 ).
Dr.
Ahmad Al-Qadhi, Direktur Utama Islamic Medicine for Education and Research
yang berpusat di Amerika sekaligus konsultan ahli sebuah klinik di panama City, Florida Amerika serikat telah melakukan penelitian tentang pengaruh al-qur’an
pada manusia dalam perspektif fisiologis dan psikologis yang terbagi dalam dua
tahapan. Tahap pertama bertujuan untuk menentuka kemungkinan adanya pengaruh
al-qur’an pada fungsi organ tubuh sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya
jika ada. Hasil eksperimen pertama ini membuktikan bahwa 97% responden, baik
muslim maupun nonmuslim, baik yang mengerti bahasa arab maupun tidak, mengalami
beberapa perubahan fisiologis yang menunjukan ketegangan urat syaraf reflektif.
Hasilnya membuktikan bahwa al-qur’an memiliki pengaruh yang mampu merelaksasi
ketegangan urat syaraf tersebut, fakta ini secara tepat terekam dalam sistem
detektor elektronik yang didukung komputer guna mengukur perubahan apa pun
dalam fisiologi (organ) tubuh.
Dari
penelitian tersebut juga diketahui bahwa ketegangan urat syaraf berpotensi
mengurangi daya tahan tubuh yang disebabkan terganggunya fungsi organ dalam
tubuh untuk melawan sakit atau membantu proses penyembuhan.
Sementara
itu, eksperimen tahap kedua diarahkan guna mengetahui apakah efek relaksasi yang
ditimbulkan al-Qur’an pada ketegangan syaraf juga perubahan-perubahan
fisiologis yang mengiringinya benar-benar disebabkan oleh kalimat-kalimat
al-qur’an sendiri secara definitif, tanpa memandang apakah kalimat kalimat itu
dapat dipahamioleh pendengar atau tidak.
Dalam
penelitian tersebut, para responden nonmuslim yang tidak memahami bahasa Arab (nonnative
speaker) diperdengarkan bacaan al-qur’an dan teks bacaan bahasa arab yang
dilantunkan dengan kesamaan instrumental dari aspek lafal, bentuk dan melodi
sehingga responden tidak bisa membedakan keduanya karena memang mereka buta
sama sekali dengan bahasa arab. Dan ternyata, hasilnya cukup positif. Eksperime
penyimakan bacaan al-qur’an menunjukan hasil positif hingga 65%. Hal itu
berarti bahwa voltase listrik pada otot relatif menurun, sehingga
mengindikasikan adanya efek relaksasi al-qur’an pada stres. Sementara pada
bacaan berbahasa arab non al-qur’an, pengaruh ini hanya terlihat 33% saja.
Untuk
melakukan hasil ini, pengulangan eksperimen pun dilakukan pada sejumlah
responden dengan melakukan pengubahan ulang urutan bacaannya dengan bacaan non
al-qur’an. Dan ternyata hasilnya tetap positif.
Hasil
dari penelitian Quranik yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qadhi dalam kajian ini
menunjukka bahwa al-qur’an memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan dalam
menurunkan ketegangan (stres), dan ia bisa dicatat dan diukur secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pengaruh tersebut tampak dalam bentuk
perubahan-perubahan yang terjadi pada arus listrik otot, juga perubahan pada
tangkap kulit terhadap konduksi listrik, perubahan pada sirkulasi darah, serta
perubahan pada detak jantung, kadar darah yang mengalir pada kulit dan suhu
kulit yang kesemuanya saling terkait dan paralel dengan perubahan-perubahan
aspek lain.
Semua
perubahan ini penunjukkan adanya perubahan fungsi dan kinerja sistem syaraf
otomatik (reflektif) yang lebih lanjut berpengaruh pada organ-organ
tubuh lain beserta fungsi-fungsinya.
Karena itu, ditemukan adanya kemugkinan tak terbatas pada pengaruh-pengaruh
fisiologis yang bisa dihasilkan al-qur’an.
Selain
itu, sudah maklum adanya bahwa stres berpotensi menurunkan imunitas (daya
kekebalan) tubuh, kemungkian hal itu di sebabkan oleh sekresi cortizol atau zat
lain sebagai reaksi antara sistem syaraf dan sistem kelenjar endoktrin
(endoctrine gland). Untuk itu, bisa diambil hipotesa bahwa efek relaksasi
al-qur’an bagi stres dapat berpotensi mengaktifkan fungsi daya tahan tubuh yang
berperan besar dalam melawan penyakit atau membantu proses penyembuhan. Hal itu
dapat terjadi pada penyakit-penyakit gangguan pencernaan, infeksi, kanker, dan
lain sebagainya.
Hal
demikian menunjukkan bahwa kalimat-kalimat al-qur’an sendiri memiliki pengaruh
fisiologis yang bisa meredakan ketegangan otot pada tubuh, tanpa harus
mengetahui makna kata-kata itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar