Just another free Blogger theme - NewBloggerThemes.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 18 Maret 2015


Jika kulit atau gigi rutin di bersihkan, perlukan bagian dalam tubuh, misalnya usus, juga “dicuci”? sebab, “logika sederhananya”, setiap hari usus dilewati bahan makanan dan sisa-sisanya sebelum ketempat pembuangan akhir. Apakah tidak ada endapan-endapan yang menempel di dinding usus yang bisa membahayakan?Usus besara yang panjangnya kurang lebih 150 sentimeter memang sangat mungkin menjadi sarang penyakit. “usus bisa kotor karena sisa-sisa makanan yang sudah terkotntaminasi,” kata dr Heru Wijono SpPD, doktor yang berprakti di RS Husada Utama Surabaya.bahan-bahan yang membahayakan itu antara lain, makanan dan minuman yang mengandung banyak bahan pengawet dan pewarna. Pada ahirnya, banyak racun atau toksin yang terserap oleh usus. Bahkan, kanker usus tersebut sempat menjadi salah satu penyebab kematian utama di Amerika Serikat.Karena itu, kesehatan usus menajadi wacana yang sangat populer di masyarakat. Sebab, setiap tahun penderita gangguan pencernaan meningkat.Sejak dahulu, sejatinya orang selalu berupaya untuk “membersihkan” jalur makanan itu. Pada 1970-an, misalnya, ada jamu urus-urus yang diminum secara rutin. Kini metode untuk “cuci usus” tersebut semakin bervariasi dan berkembang.Namun, benarkah usus bisa menjadi seperti saluran pembuangan air yang dapat “buntu” atau rusak ketika jalur itu tidak lancar? Dokter Mamiek Dwi Putri SpB-KBD menjelaskan bahwa usus punya mekanisme pembuangan yang paten. “usus itu, jika ada apa-apa, pasti dikeluarkan makanan pedas misalnya. Normalnya, orang akan langsung diare,” jelas dokter yang berpraktik di RSUD dr Soetomo tersebut.Karena itu dalam kondisi normal, tanpa perlu dicucipun, kotoran akan keluar sendiri dari usus. Masing-masing tubuh mempunyai ritme sendiri. Ketika orang menahan-menahan kotoran yang sudah waktunya keluar, ritme tersebut bisa rusak. Tejadilah sembelit. Selain itu, sembelit bisa terjadi karena faktor kejiwaan atau psikogen. “ misalnya, kita sedang berada di tengah hutan. Walaupun sudah waktunya, biasanya tidak bisa keluar. Sebab, bukan tempat biasanya,” ujar Mamiek.Dia mengumpamakan kerja usus besar seperti perosotan. Usus besar akan menyerap banyak air dalam makanan yang di konsumsi manusia. Semakin banyak air yang diserap, pencernaan semaki lancar. Dengan demikian, sembelit atau gangguan pencernaan lainnya bisa dihindari. Karena itu, manusia selalu dianjurkan mengonsumsi banyak serat dan air.Memang ada cuci usus atau yang secara mendis disebut cuci kolon. Caranya adalah dengan memasukan cairan ke usus besar. “tapi, itu bukan untuk orang sehat,” kata mamiek. Harus ada indikasi tertentu yang membuat orang menjalani tindakan medis tersebut. Misalnya, terapi sebelum operasi. Sebab, biasanya, sebelum operasi, usus seseorang harus bersih. Pencernaanpun di bersihkan dengan meakai obat pencahar. Entah oabt minum atau yang di semprotkan ke dubur. Setelah itu pencucian biasa “dituntaskan” dengan memasukan cairan melalui dubur tersebut.Terapi kolon memang tidak untuk semua orang. Jika seseorang terkena penyakit yang berkaitan dengan usus, wasir baerat, tumor usus besar atau rectum, tetapi justru itu di hindari.” Satu hal yang perlu di perhatikan, tarapi kolon harus direkomendasikan oleh dokter yang berwenang.” Kata dr Heru Wijono.
Categories:


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar